Perawat Indonesia Raih Penghargaan Staff Nurse Terbaik Gubernur Kuwait

Penghargaan

Indonesiantoday.id: Farwaniya, Kuwait – Suparman Perawat asal Kota Jeneponto Sulawesi Indonesia, raih penghargaan dari pemerintah Kuwait. Pria yang sudah bekerja semenjak 2012 di Farwaniya Hospital Kuwait ini, berhasil meraih Staff Nurse terbaik periode 2017 untuk Farawaniya Hospital, Kuwait.

Penghargaan tersebut secara langsung diberikan oleh Gubernur Farwaniya Sheikh Faisal Al-Hamud Al-Malik Al-Sabah di Crwon plaza Hotel 6/2/18 kemarin. Perawat Indonesia yang menerima penghargaan ini dikenal sangat ramah dan memiliki dedikasi yang tinggi dengan pekerjaannya sebagai perawat.

Selain pemberian penghargaan kepada Perawat terbaik, Gubernur juga memberikan penghargaan untuk seluruh tenaga ahli profesi kesehatan seperti Dokter, Radiologi, Matron, Anastesi, dan lainnya. Selain mendapatkan sertifikat staf terbaik, hadiah berupa Ipad 32 GB diberikan kepada semua perwakilan profesi terbaik.

Januari lalu, penilaian yang sama juga diberikan untuk perawat terbaik di rumah sakit bedah (ward 4 surgical sabah hospital) kepada dua orang diaspora Indonesia. Ali Pulungan mendapatkan penghargaan staf perawat terbaik ke-2 dan Agung Setiadi staf perawat terbaik ke-3.

Arini Rahyuwati Direktur Penyiapan dan Pembekalan Pemberangkatan BNP2TKI membenarkan penghargaan yang diterima Suparman dari pemerintah Kuwait. Menurut cacatan BPN2TKI Suparman tercatat sebagai tenaga medis asal Indonesia yang berangkat ke Kuwait dengan jalur mandiri.

“Suparman ini lulusan Diploma yang sudah bekerja sebagai nurse di Kuwait semenjak 2012 silam, Ia mendaftar secara mandiri di RS Kuwait dan diterima sebagai Nurse,” ujar Arini.

Dari data yang dimiliki BPN2TKI Pekerja Migran Indonesia (PMI) bidang kesehatan di Kuwait merupakan lulusan Sekolah Tinggi Kesehatan dari berbagai wilayah di Indonesia yang mengikuti proses seleksi mandiri maupun melalui BPN2TKI dengan proses seleksi yang sangat ketat.

“Untuk tenaga kesehatan yang bekerja di Kuwait, sebagian besar memiliki latar belakang pendidikan D3 dan S1, dan mereka mengikuti proses seleksi secara mandiri tidak melalui agen-agen penyalur tenaga kerja,” Ungkap Arini.

Arini juga menjelaskan lima poin yang harus diketahui TKI sebelum memutuskan berangkat bekerja di luar negeri, yaitu pertama, masalah perundang-undangan negara tujuan; kedua, budaya negara tujuan; ketiga, bimbingan mental; keempat, masalah HIV AIDS/Narkoba, radikalisme; kelima, terkait perjanjian kerja yang memuat hak dan kewajiban PMI.

“Biasanya pembekalan ini akan kami berikan kepada semua calon TKI yang berangkat, baik yang berangkat dengan skema Mandiri, skema Privat to Privat maupun melalui skema G to G,” jelas Arini 7/02/18.

Menurut Arini data yang tersimpan di sistem BPN2TKI mencatat sebanyak 1162 orang PMI di Kuwait dengan berbagai bidang kerja. Sedangkan yang tercatat sebagai Nurse data terakhir sebanyak 13 orang saja.

Dengan dibekali pengetahuan ini, diharapkan TKI dapat fokus bekerja dan lebih mengutamakan prestasi kerja di luar negeri. TKI dituntut untuk mampu menjaga citra dan nama baik negara Indonesia selama bekerja di luar negeri.

Selain di Kuwait, lulusan tenaga ahli kesehatan Indonesia juga diditerima bekerja di sejumlah negara kawasan Asia pasifik lainnya seperti Taiwan dan Jepang. (Editor: Dewi Anggrayni)

Feel free to share

Similar Articles

Leave a Reply

Top